Susahnya Mencari Pekerjaan

Work without love is slavery. 
― Mother Teresa

Gara-gara semalam tidak bisa tidur, akhirnya saya menonton film Benyamin di youtube. Ada satu keluhan dari Bang Benyamin saat itu yang menjadi inspirasi saya menulis tema ini. Bang Benyamin mengeluhkan, “Jaman sekarang hidup makin suseh, nyari kerjaan juga makin suseh!”. Kamu bisa bayangkan pada jaman Bang Benyamin saja dia sudah mengeluhkan susahnya mencari pekerjaan, bagaimana dengan jaman kita?

Pertanyaan ini buat kamu yang pernah mengalami dan sedang mengalami. Bagaimana kamu mencari pekerjaan saat baru lulus kuliah? Tidak ada pengalaman kerja sama sekali, hanya bermodalkan ijasah S1, dan paling parah jurusanmu itu tidak populer dan tidak punya daya jual buat perusahaan. Tenang saja, saya pun mengalami hal yang sama saat baru lulus kuliah, bahkan saya sudah menyadari hal itu saat saya memilih jurusan yang “tidak laku”. Itulah tantangan terberat kamu. Jadi kamu jangan berpikir bahwa ketika kamu lulus kuliah S1, hidup kamu akan mulus dan melaju kencang.

Be steady and well-ordered in your life so that you can be fierce and original in your work.
― Gustave Flaubert

Jangankan kamu yang baru lulus, saya saja yang sudah berpengalaman sulit untuk mencari pekerjaan baru yang lebih menantang. Akan tetapi saya mau berbagi pengalaman saat lulus kuliah. Saya mengambil mata kuliah yang sangat tidak populer. Buat kamu yang mengambil jurusan sosiologi, antropologi atau sastra jawa yang kerap dipandang sebagai jurusan ‘tidak laku’, bersyukurlah karena mata kuliah kamu masih lebih baik ketimbang mata kuliah yang saya pilih. Saya menyadari sejak awal bahwa kehidupan saya akan sangat menantang dengan pilihan yang saya buat. Meski demikian, saya menyiasatinya dengan berbagai cara.

Sebenarnya ada tiga kesempatan yang bisa kamu lakukan agar kamu bisa punya daya saing dengan para lulusan lain yang lebih populer dari kamu. Jadi intinya jangan mentang-mentang universitas kamu atau jurusan kamu tidak populer, kamu malas-malasan, malah menurut saya ini kesempatan kamu untuk bekerja keras agar kamu bisa laku di dunia kerja. Pertama, nilai akademik kamu harus memuaskan atau diatas 3.0 dari skala 4.0 dan lulus tepat waktu. Jurusan tidak populer ditambah nilai kamu jeblok dan waktu kuliah kamu bertahun-tahun, apa yang kamu harapkan untuk kamu jual ke pencari kerja? Kedua, aktiflah di organisasi. Dengan kamu aktif di organisasi berarti kamu punya pengalaman berorganisasi dan bekerja sama yang saya jamin akan berguna bagi kamu saat bekerja nanti. Ketiga, carilah pekerjaan entah itu kerjaan paruh waktu, magang dan lain-lain. Dengan begitu kamu sudah terlatih saat masuk dunia kerja dan belajar seperti apa dinamika yang terjadi di dalamnya sehingga kamu nanti tidak kaget.

Nothing is really work unless you would rather be doing something else. 
― J.M. Barrie

Tidak ada jaminan dengan kamu melakukan tiga hal itu maka kamu akan berhasil di dunia kerja karena dunia kerja itu begitu fleksibel dan juga untung-untungan. Saat baru lulus, saya membutuhkan waktu tiga bulan untuk mencari pekerjaan dan saat-saat itu merupakan saat yang membuat kamu frustasi. Setiap orang akan bertanya, kamu sudah kerja dimana? sedangkan kamu masih pengangguran, rasanya tuh jleeb banget. Tapi satu hal janganlah kamu menyerah. Jangan pilih-pilih pekerjaan, kesempatan apa pun itu kamu ambil. Pekerjaan pertama saya setelah lulus adalah pekerjaan yang tidak ada hubungan apa pun dengan studi yang saya gulati selama empat tahun. Akan tetapi saya berhasil bekerja di perusahaan internasional. Sebuah prestasi karena di jaman itu penghasilan saya dengan teman-teman yang baru lulus enam kali lipat.

Some women choose to follow men, and some women choose to follow their dreams. If you’re wondering which way to go, remember that your career will never wake up and tell you that it doesn’t love you anymore. 
― Lady Gaga

Benar kata orang jika pekerjaan itu sebenarnya rejeki. Kamu bayangkan satu lowongan pekerjaan tetapi pelamar sampai 1.000. Gimana bukan rejeki karena kamu punya kemungkinan 1:1.000. Dengan mempersiapkan bekal dari semenjak kuliah, setidaknya kamu memperkecil kemungkinan itu. Saya mencoba memperkecil kemungkinan itu saat kuliah. Ketika masuk dunia kerja, saya sudah terlatih dengan dinamika di dalamnya. Atasan saya tidak perlu repot-repot mengajarkan hal baru pada saya karena saya sudah bekerja sejak kuliah, saya sudah melatih untuk memahami instruksi, mencari hal-hal baru untuk mengembangkan pekerjaan yang menurut saya benar-benar baru entah itu lewat browsing internet, konsultasi ke teman kerja, dan lain-lain.

Be nice to nerds. You may end up working for them. We all could. 
― Charles J. Sykes, Dumbing Down Our Kids: Why American Children Feel Good About Themselves But Can’t Read, Write or Add

Cobalah perkecil kemungkinan sehingga kamu bisa dipilih sebagai kandidat yang tepat oleh si pencari kerja. Jadi setiap jaman, baik itu jamannya Bang Benyamin sampai dengan jaman kita, “suseh cari kerjaan“. Akan tetapi bukan berarti ketika kesempatan kita kecil, kita hanya berpasrah. Malah kita punya kesempatan untuk bekerja lebih keras lagi dan tidak terbuai dengan kemudahan-kemudahan relasi yang kuat atau nama universitas yang terkenal. Pada akhirnya saat di dunia kerja, terlepas kamu lulusan apa dan kamu anak siapa, pertanyaannya adalah kamu bisa bertahan atau tidak dan nilai apa yang membuat kamu berbeda dengan yang lain. Kalau kamu tidak bisa bertahan, ada ribuan antrian yang siap menganti posisi kamu.

Mas Gandeng

Artikel Terkait

Saat Mereka Marah

3 comments

  1. […] Susahnya Mencari Pekerjaan […]

    Like

  2. Anonymous · · Reply

    Bikin tulisan dong buat siasat wawancara kerja

    Like

    1. Terima kasih. Ditunggu tulisan selanjutnya.

      Like

Leave a comment